Selasa, 28 Desember 2010

soal latihan matematika dan IPA

LATIHAN SOAL MATEMATIKA

1. 3.965 + 5.428 + 9.783 = 9.783 + 5.428 + n
Agar kalimat diatas menjadi benar, maka nilai n adalah ….
2. 54 x (675 – 58) = (54 x 675) – (n x 58). Agar benar maka nilai n adalah ..
3. 578 + 768 = n , n kira-kira adalah ….
4. 945 x 34 = n , n kira-kira adalah ….
5. Faktor Prima dari 240 adalah ….
6. Faktorisasi Prima dari 900 adalah ….
7. FPB dari 36 dan 54 adalah …
8. KPK dari 42 dan 56 adalah ….
9. Lambang bilangan dari dua ratus dua ribu dua ratus dua adalah ….
10. Hasil pengerjaan 453.675 + 237.615 – 557.234 = ….
11. 45 + (– 75) = n , maka nilai n adalah ….
12. 36 – (– 76) = n , maka nilai n adalah ….
13. Hasil pengerjaan dari 68 x (– 24) adalah ….
14. Hasil dari 272 adalah ….
15. 182 x 52 – 452 = ….
16. Sebuah persegi luasnya 729 cm2. Panjang sisinya adalah ….
17. Panjang salah satu sisi persegi adalah 35 cm2. Luas persegi tersebut adalah ….
18. Bilangan kuadrat yang terletak antara 700 – 750 adalah ….
19. Nama yang paling sederhana dari pecahan adalah ….
20. 822 – 122 x 72 = ….
21. Pembulatan keratusan terdekat dari 947 adalah ….
22. Bilangan berapakah yang memiliki faktorisasi prima 22 x 32 x 5 x 11 ….
23. Tentukan FPB dan KPK dari 32, 40 dan 48 ….
24. + x = ….
25. 642 : 42 - = ….
26. 3.965 + 5.428 + 9.783 = 9.783 + 5.428 + n
Agar kalimat diatas menjadi benar, maka nilai n adalah ….
27. 54 x (675 – 58) = (54 x 675) – (n x 58). Agar benar maka nilai n adalah ..
28. 578 + 768 = n , n kira-kira adalah ….
29. 945 x 34 = n , n kira-kira adalah ….
30. Faktor Prima dari 240 adalah ….
31. Faktorisasi Prima dari 900 adalah ….
32. FPB dari 36 dan 54 adalah …
33. KPK dari 42 dan 56 adalah ….
34. Lambang bilangan dari dua ratus dua ribu dua ratus dua adalah ….
35. Hasil pengerjaan 453.675 + 237.615 – 557.234 = ….
36. 45 + (– 75) = n , maka nilai n adalah ….
37. 36 – (– 76) = n , maka nilai n adalah ….
38. Hasil pengerjaan dari 68 x (– 24) adalah ….
39. Hasil dari 272 adalah ….
40. 182 x 52 – 452 = ….
41. Sebuah persegi luasnya 729 cm2. Panjang sisinya adalah ….
42. Panjang salah satu sisi persegi adalah 35 cm2. Luas persegi tersebut adalah ….
43. Bilangan kuadrat yang terletak antara 700 – 750 adalah ….
44. Nama yang paling sederhana dari pecahan adalah ….
45. 822 – 122 x 72 = ….
46. Pembulatan keratusan terdekat dari 947 adalah ….
47. Bilangan berapakah yang memiliki faktorisasi prima 22 x 32 x 5 x 11 ….
48. Tentukan FPB dan KPK dari 32, 40 dan 48 ….
49. + x = ….
50. 642 : 42 - = ….


Berikut ini, beberapa soal yang bisa di jadikan latihan pendalaman materi persiapan olimpiade
1. Bel pertama berdering setiap 8 menit. Bel kedua berdering setiap 15 menit. Kedua bel dibunyikan bersamaan pada pukul 07.18, maka kedua bel akan berbunyi bersama-sama lagi pada pukul ….
A. 07.20 B. 07.24 C. 09.18 D. 10.23
2. Bak penampungan air berbentuk kubus dengan rusuk 20 dm. Air dalam bak dialirkan ke dalam bak mandi selama 25 menit. Jika sisa air 1500 liter, maka debit air yang keluar = …. dm^3/menit.
A. 240 B. 250 C. 260 D. 270
3. Perbandingan uang Rima:Dhimas:Adi=2:5:9. Jika jumlah uang Dhimas dan Adi adalah Rp 700.000,00, maka selisih uang Rima dan Dimas adalah ….
A. Rp 100.000,00 B. Rp 150.000,00
C. Rp 200.000,00 D. Rp 250.000,00
4. Harga buku Rp 215.000,00. Setelah diberi potongan harga, maka harganya menjadi Rp 172.000,00. Jadi persentase diskonnya = … %
A. 10 B. 20 C. 15 D. 30
5. Berat sebuah gelang emas adalah 28 gram dan berkadar 22 karat. Maka kandungan emas murninya = … gram
A. 3 3/5 B. 2 1/5 C. 3 ¾ D. 2 1/4
6. Fakto Persekutuan Terbesar (FPB) dari 32 dan 48 adalah ….
A. 4 B. 8 C. 16 D. 24
7. Petugas siskamling di 3 pos ronda memukul kentongan secara bersamaan pada pukul 19.30, selanjutnya petugas pos ronda A memukul kentongan setiap 15 menit, pos ronda B setiap 30 menit dan pos ronda C setiap 45 menit. Mereka memukul kentongan secara bersamaan kembali untuk kedua kalinya pada pukul ….
A. 19.45 B. 20.00 C. 20.15 D. 21.00
8. Sebuah tabung berjari-jari 21 cm dan tingginya 50 cm. Total luas permukaan tabung tersebut adalah …. m^2
A. 1.050 B. 2.343 C. 4.686 D. 9,372
9. Jumlah siswa di suatu sekolah 672 orang. Siswa perempuan ada 7/8 bagian. Banyak siswa laki-laki adalah ….
A. 588 orang B. 84 orang C. 80 orang D. 42 orang
10. Jarak kota A-B pada peta 5 cm. Skala peta 1 : 4.000.000. Dari kota A Ayah berangkat pukul 07.15 dengan bus berkecapatan 80 km/jam. Jadi, Ayah akan sampai di ktoa B pukul ….
A. 09.40 B. 09.45 C. 10.40 D. 10.45

lATIHAN SOAL IPA
A. PILIHLAH SATU JAWABAN YANG PALING BENAR!
1. Perhatikanlah gambar berikut untuk menjawab soal no. 1 dan 2 !
Paru-paru pada gambar di atas ditunjukkan dengan nomor ....
a. 1 b. 3 c. 2 d. 4
2. Organ pernapasan yang berfungsi sebagai penghubung antara hidung
dan paru-paru ditunjukkan oleh nomor ....
a. 1 b. 3 c. 2 d. 4
3. Hewan yang bernapas dengan paruparu dan pundi-pundi udara adalah ....
a. ikan b. katak c. cacing d. burung
4. Organ pencernaan yang berfungsi untuk menyerap sari-sari makanan adalah ....
a. rongga mulut b. usus halus c. lambung d. usus besar
5. Proses pencernaan di lambung dibantu oleh enzim ....
a. pepsin b. amylase c. tripsin d. lipase
6. Kekurangan yodium pada makanan dapat menyebabkan penyakit ....
a. kwashiorkor b. gondok c. busung lapar d. diare
7. Jantung terdiri atas ... ruang.
a. satu b. tiga c. dua d. empat
8. Proses fotosintesis terjadi pada tumbuhan karena tumbuhan memiliki ....
a. plastid b. epidermis c. zat hijau daun d. akar
9. Zat hijau daun disebut juga ....
a. kloroplas b. stomata c. klorofil d. xilem
10. Tumbuhan bawang menyimpan cadangan makanan pada ....
a. batang b. daun c. akar d. buah
11. Bunglon akan sulit diamati jika berada di pohon karena ....
a. ukurannya sama dengan pohon b. bentuknya sama dengan pohon
c. ekornya seperti batang pohon d. warna tubuhnya sama dengan pohon
12. Tumbuhan kaktus menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara ....
a. warna bunga menarik b. menghasilkan kelenjar madu
c. bunganya harum d. batangnya tebal berongga
13. Kemampuan beradaptasi pada bunglon adalah ....
a. memutuskan ekornya b. berubah warna tubuh sesuai lingkungan
c. mengeluarkan tinta hitam d. memiliki duri
14. Kain yang bahannya terbuat dari bulu domba adalah ....
a. kain wol b. kain katun c. kain sutra d. kain famatex
15. Jarum kompas selalu mengarah ke utara dan ke selatan karena ....
a. jarum kompas adalah magnet b. terbuat dari baja
c. terdapat pegas di dalam kompas d. dipengaruhi gaya gravitasi
16. Pesawat sederhana berikut merupakan contoh pengungkit adalah ....
a. kapak b. escalator c. sekrup d. sekop
17. Untuk mempermudah mengambil air dari sumur, sebaiknya menggunakan pesawat sederhana jenis ....
a. pengungkit b. roda c. bidang miring d. katrol
18. Dasar kolam kelihatan dangkal. Ini menunjukkan bahwa cahaya memiliki sifat ....
a. merambat lurus b. menembus benda bening c. dapat dipantulkan d. dapat dibiaskan
19. Sifat bayangan pada kamera adalah ....
a. tegak diperkecil b. tegak diperbesar c. terbalik diperbesar d. terbalik diperkecil
20. Tanah terbentuk dari batuan yang mengalami proses ....
a. sedimentasi b. pelapukan c. pembakaran d. penggemburan
21. Tanah yang digunakan sebagai bahan untuk membangun rumah adalah ....
a. tanah humus b. tanah liat c. tanah berpasir d. tanah vulkanik
22. Berdasarkan hasil pemotretan pesawat Apollo pada tanggal 17 Desember 1972, bumi berbentuk ....
a. bulat seperti bola b. bulat lonjong c. datar d. bulat dan pepat di kutubnya
23. Bencana yang terjadi karena daur air terganggu adalah ....
a. kekeringan b. kebakaran hutan c. gempa Bumi d. serangan hama tumbuhan
24. Kegiatan berikut yang bertujuan mencegah banjir adalah ....
a. membuat tanggul b. membuang sampah di selokan c. membakar sampah d. menanam padi
25. Faktor yang memengaruhi gaya gravitasi adalah ....
a. bentuk benda b. berat benda c. warna benda d. jenis benda
26. Jendela umumnya menggunakan kaca karena kaca merupakan benda yang ....
a. dapat ditembus cahaya b. memberikan keindahan
c. mudah didapat dan murah harganya d. mudah dipakai dan tahan lama
27. Baju yang dipakai berwarna merah karena ....
a. benda tersebut menyerap warna merah saja b. benda tersebut memantulkan semua cahaya
c. semua warna cahaya diserap oleh benda itu d. benda tersebut hanya memantulkan cahaya merah saja
28. Tanah kebun banyak mengandung ....
a. humus b. pasir c. lempung d. sisa-sisa tumbuhan
29. Alat pengukur gempa adalah ....
a. motor listrik b. dinamo meter c. seismograf d. termometer
30. Kegiatan manusia yang bertujuan untuk mencegah tanah longsor adalah ....
a. membuat tanggul b. membuang sampah di selokan c. membakar sampah d. menanam pohon
B. ISILAH TITIK-TITIK DI BAWAH INI DENGAN JAWABAN YANG BENAR !
1. Sebelum masuk ke lambung, makanan harus melalui saluran pencernaan, yaitu ....
2. Zat mineral yang dapat membantu pembentukkan tulang adalah ....
3. Kentang merupakan makanan yang banyak mengandung ....
4. Jika pembuluh darah mengalami penyempitan akan mengakibatkan ....
5. Zat yang dihasilkan dari proses fotosintesis adalah ....
6. Burung pipit merupakan hewan pemakan ....
7. Ketika menebang bambu, harus berhati-hati karena dapat menyebabkan gatal yang diakibatkan oleh ....
8. Padi menyimpan cadangan makanan dalam ....
9. Kayu yang dibakar akan berubah bentuk menjadi ... yang berwarna ....
10. Sesuatu yang menyebabkan benda bergerak disebut ....
11. Alat pengukur gaya disebut ....
12. Gunting termasuk pesawat sederhana jenis ....
13. Alat optik yang digunakan oleh kapal selam untuk mengamati daerah di permukaan laut adalah ....
14. Warna cokelat pada peta menunjukkan ....
15. Air tidak akan habis karena mengalami ....
C. JAWABLAH PERTANYAAN BERIKUT DENGAN BENAR!
1. Sebutkan organ pernapasan pada manusia!
2. Jelaskan fungsi usus besar dalam proses pencernaan pada manusia!
3. Sebutkan 2 gangguan yang terjadi pada alat peredaran darah manusia!
4. Bagaimana terjadinya proses fotosintesis pada tumbuhan?
5. Jika kamu membakar sampah, perubahan apa saja yang terjadi pada sampah?
6. Pengaruh apa saja yang ditimbulkan oleh gaya yang dilakukan terhadap suatu benda?
7. Apa perbedaan antara pemantulan teratur dan pemantulan baur?
8. Sebutkan 2 sifat yang dimiliki oleh cahaya!
9. Apa manfaat air bagi manusia, hewan, dan tumbuhan?
10. Tuliskan faktor-faktor yang memengaruhi daur air.

Pesan Sponsor :
’ ..... Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah
keadaan yang ada pada diri mereka sendiri ..... ’ (Q.S. Ar-Ra’ d : 11)

Jumat, 17 Desember 2010

OBAT TRADISIONAL


MENGKUDU alias PACE
Seiring dengan bermacam obat bermunculan dengan harga tidak diketahui dan khasiat yang belum tentu, dengan ini saya ingin menyumbang saran dan ikut melestarikan tanaman asli Indonesia yang terpinggirkan tapi besar manfaat dan faedahnya, berikut ini :

URAIAN TANAMAN
Tanaman liar khas indonesia ini tingginya bisa mencapai 3-8 m. Daunnya tebal dan lebar, letaknya berhadapan. Bunganya kecil berwarna putih. Buahnya berwarna hijau, bertutul-tutul. kalau sudah tua menjadi kekuningan dan berbau.

KANDUNGAN DAN MANFAAT
Mematikan kuman karena kandungan Metil asetil ester. Selain itu, senyawa Moridomnya Soranjidiol berguna untuk melancarkan keluar air seni. Menkudu juga berkhasiat sebagai obat Cacing.

Faedah lainnya adalah :
Hipertensi :
2 buah menkudu dibuang bijinya, diparut. Tuangkan air mentinum keramuan menkudu , diberi gula aren dan 2 gelas air panas. sering ramuan ini diminum 3 x sehari.
Cacing gelang :
2 buah menkudu masak dicuci, diparut. Peras dengan kain. ramuan ini untuk diminum 3x sehari.
Radang usus :
2 buah menkudu matang dicuci, lalu dilumatkan. Peras diberi madu secukupnya. Minum ramuan ini 2x sehari.
Hepatitis :
2 buah mengkudu sudah masak diparut lalu diperas. Campur dengan gula batu secukupnya . minum ramuan ini 2 x sehari.
Masuk angin :
Rebus 1 buah mengkudu, sepotong rimpang lengkuas dengan 2 gelas air sampai airnya tinggal. Ramuan ini untuk diminum 2x sehari.

ANEKA METODE PENGAJARAN

Contoh bukan contoh
CONTOH DAPAT DARI KASUS/GAMBAR YANG RELEVAN DENGAN KD
Langkah-langkah :
1. Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran
2. Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui OHP
3. Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk memperhatikan/menganalisa gambar
4. Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa gambar tersebut dicatat pada kertas
5. Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya
6. Mulai dari komentar/hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai
7. Kesimpulan

Gambar dan gambar
Langkah-langkah :
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2. Menyajikan materi sebagai pengantar
3. Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan materi
4. Guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis
5. Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut
6. Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menamkan konsep/materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai
7. Kesimpulan/rangkuman

Kepala bernomor
Langkah-langkah :
1. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor
2. Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya
3. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya/mengetahui jawabannya
4. Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka
5. Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain
6. Kesimpulan

Skrip kooperatif :
metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan bergantian secara lisan mengikhtisarkan, bagian-bagian dari materi yang dipelajari
Langkah-langkah :
1. Guru membagi siswa untuk berpasangan
2. Guru membagikan wacana/materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan
3. Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar
4. Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya.
Sementara pendengar :
• Menyimak/mengoreksi/menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap
• Membantu mengingat/menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya
5. Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya. Serta lakukan seperti diatas.
6. Kesimpulan Siswa bersama-sama dengan Guru
7. Penutup
Modifikasi number to head
Langkah-langkah :
1. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor
2. Penugasan diberikan kepada setiap siswa berdasarkan nomor terhadap tugas yang berangkai Misalnya : siswa nomor satu bertugas mencatat soal. Siswa nomor dua mengerjakan soal dan siswa nomor tiga melaporkan hasil pekerjaan dan seterusnya.
3. Jika perlu, guru bisa menyuruh kerja sama antar kelompok. Siswa disuruh keluar dari kelompoknya dan bergabung bersama beberapa siswa bernomor sama dari kelompok lain. Dalam kesempatan ini siswa dengan tugas yang sama bisa saling membantu atau mencocokkan hasil kerja sama mereka
4. Laporkan hasil dan tanggapan dari kelompok yang lain
5. Kesimpulan
Kelompok siswa berprestasi
Langkah-langkah :
1. Membentuk kelompok yang anggotanya = 4 orang secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dll)
2. Guru menyajikan pelajaran
3. Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok. Anggotanya yang sudah mengerti dapat menjelaskan pada anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti.
4. Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu
5. Memberi evaluasi
6. Kesimpulan
JIG saw
Langkah-langkah :
1. Siswa dikelompokkan ke dalam = 4 anggota tim
2. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda
3. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan
4. Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/sub bab yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub bab mereka
5. Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang sub bab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh
6. Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi
7. Guru memberi evaluasi
8. Penutup

Pembelajaran berdasarkan masalah
Langkah-langkah :
1. Guru menjelaskan kompetensi yang ingin dicapai dan menyebutkan sarana atau alat pendukung yang dibutuhkan. Memotivasi siswa untuk terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilih.
2. Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topik, tugas, jadwal, dll.)
3. Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah, pengumpulan data, hipotesis, pemecahan masalah.
4. Guru membantu siswa dalam merencanakan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan temannya
5. Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap eksperimen mereka dan proses-proses yang mereka gunakan

ARTIKULASI
Langkah-langkah :
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2. Guru menyajikan materi sebagaimana biasa
3. Untuk mengetahui daya serap siswa, bentuklah kelompok berpasangan dua orang
4. Menugaskan salah satu siswa dari pasangan itu menceritakan materi yang baru diterima dari guru dan pasangannya mendengar sambil membuat catatan-catatan kecil, kemudian berganti peran. Begitu juga kelompok lainnya
5. Menugaskan siswa secara bergiliran/diacak menyampaikan hasil wawancaranya dengan teman pasangannya. Sampai sebagian siswa sudah menyampaikan hasil wawancaranya
6. Guru mengulangi/menjelaskan kembali materi yang sekiranya belum dipahami siswa
7. Kesimpulan/penutup

MIND Mapping
Sangat baik digunakan untuk pengetahuan awal siswa atau untuk menemukan alternatif jawaban
Langkah-langkah :
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2. Guru mengemukakan konsep/permasalahan yang akan ditanggapi oleh siswa dan sebaiknya permasalahan yang mempunyai alternatif jawaban
3. Membentuk kelompok yang anggotanya 2-3 orang
4. Tiap kelompok menginventarisasi/mencatat alternatif jawaban hasil diskusi
5. Tiap kelompok (atau diacak kelompok tertentu) membaca hasil diskusinya dan guru mencatat di papan dan mengelompokkan sesuai kebutuhan guru
6. Dari data-data di papan siswa diminta membuat kesimpulan atau guru memberi perbandingan sesuai konsep yang disediakan guru

Mencari Pasangan
Langkah-langkah :
1. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, sebaliknya satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban
2. Setiap siswa mendapat satu buah kartu
3. Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang
4. Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya (soal jawaban)
5. Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin
6. Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya
7. Demikian seterusnya
8. Kesimpulan/penutup

Think Pair and share
Langkah-langkah :
1. Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai
2. Siswa diminta untuk berfikir tentang materi/permasalahan yang disampaikan guru
3. Siswa diminta berpasangan dengan teman sebelahnya (kelompok 2 orang) dan mengutarakan hasil pemikiran masing-masing
4. Guru memimpin pleno kecil diskusi, tiap kelompok mengemukakan hasil diskusinya
5. Berawal dari kegiatan tersebut, Guru mengarahkan pembicaraan pada pokok permasalahan dan menambah materi yang belum diungkapkan para siswa
6. Guru memberi kesimpulan
7. Penutup

Debate
Langkah-langkah :
1. Guru membagi 2 kelompok peserta debat yang satu pro dan yang lainnya kontra
2. Guru memberikan tugas untuk membaca materi yang akan didebatkan oleh kedua kelompok diatas
3. Setelah selesai membaca materi, Guru menunjuk salah satu anggota kelompok pro untuk berbicara saat itu, kemudian ditanggapi oleh kelompok kontra. Demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa bisa mengemukakan pendapatnya.
4. Sementara siswa menyampaikan gagasannya, guru menulis inti/ide-ide dari setiap pembicaraan sampai mendapatkan sejumlah ide diharapkan.
5. Guru menambahkan konsep/ide yang belum terungkap
6. Dari data-data yang diungkapkan tersebut, guru mengajak siswa membuat kesimpulan/rangkuman yang mengacu pada topik yang ingin dicapai.

Role playing
Langkah-langkah :
1. Guru menyusun/menyiapkan skenario yang akan ditampilkan
2. Menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario dalam waktu beberapa hari sebelum KBM
3. Guru membentuk kelompok siswa yang anggotanya 5 orang
4. Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai
5. Memanggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk melakonkan skenario yang sudah dipersiapkan
6. Masing-masing siswa berada di kelompoknya sambil mengamati skenario yang sedang diperagakan
7. Setelah selesai ditampilkan, masing-masing siswa diberikan lembar kerja untuk membahas penampilan masing-masing kelompok.
8. Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya
9. Guru memberikan kesimpulan secara umum
10. Evaluasi
11. Penutup

Group Investigation
Langkah-langkah :
1. Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok heterogen
2. Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok
3. Guru memanggil ketua kelompok dan setiap kelompok mendapat tugas satu materi/tugas yang berbeda dari kelompok lain
4. Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara kooperatif yang bersifat penemuan
5. Setelah selesai diskusi, juru bicara kelompok menyampaikan hasil pembahasan kelompok
6. Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberi kesimpulan
7. Evaluasi
8. Penutup

Talking stick
Langkah-langkah :
1. Guru menyiapkan sebuah tongkat
2. Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca dan mempelajari materi.
3. Setelah selesai membaca materi/buku pelajaran dan mempelajarinya, siswa menutup bukunya.
4. Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada siswa, setelah itu guru memberikan pertanyaan dan siswa yang memegang tongkat tersebut harus menjawabnya, demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru
5. Guru memberikan kesimpulan
6. Evaluasi
7. Penutup

Bertukar pasangan
Langkah-langkah :
1. Setiap siswa mendapat satu pasangan (guru bisa menunjuk pasangannya atau siswa memilih sendiri pasangannya).
2. Guru memberikan tugas dan siswa mengerjakan tugas dengan pasangannya.
3. Setelah selesai setiap pasangan bergabung dengan satu pasangan yang lain.
4. Kedua pasangan tersebut bertukar pasangan, kemudian pasangan yang baru ini saling menanyakan dan mencari kepastian jawaban mereka.
5. Temuan baru yang didapat dari pertukaran pasangan kemudian dibagikan kepada pasangan semula.

Snawball throwling
Langkah-langkah :
1. Guru menyampaikan materi yang akan disajikan
2. Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi
3. Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya
4. Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja, untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok
5. Kemudian kertas yang berisi pertanyaan tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa yang lain selama ± 15 menit
6. Setelah siswa dapat satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian
7. Evaluasi
8. Penutup

Siswa/peserta mempresentasikan ide/pendapat pada rekan peserta lainnya
Langkah-langkah :
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2. Guru mendemonstrasikan/menyajikan materi
3. Memberikan kesempatan siswa untuk menjelaskan kepada siswa lainnya misalnya melalui bagan/peta konsep.
4. Guru menyimpulkan ide/pendapat dari siswa.
5. Guru menerangkan semua materi yang disajikan saat itu.
6. Penutup

COURSE REVIEW HORAY
Langkah-langkah :
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2. Guru mendemonstrasikan/menyajikan materi
3. Memberikan kesempatan siswa tanya jawab
4. Untuk menguji pemahaman, siswa disuruh membuat kotak 9/16/25 sesuai dengan kebutuhan dan tiap kotak diisi angka sesuai dengan selera masing-masing siswa
5. Guru membaca soal secara acak dan siswa menulis jawaban di dalam kotak yang nomornya disebutkan guru dan langsung didiskusikan, kalau benar diisi tanda benar (Ö) dan salan diisi tanda silang (x)
6. Siswa yang sudah mendapat tanda Ö vertikal atau horisontal, atau diagonal harus berteriak horay … atau yel-yel lainnya
7. Nilai siswa dihitung dari jawaban benar jumlah horay yang diperoleh
8. Penutup

Demontration
(Khusus materi yang memerlukan peragaan atau percobaan misalnya Gussen)
Langkah-langkah :
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2. Guru menyajikan gambaran sekilas materi yang akan disampaikan
3. Menyiapkan bahan atau alat yang diperlukan
4. Menunjuk salah seorang siswa untuk mendemontrasikan sesuai skenario yang telah disiapkan.
5. Seluruh siswa memperhatikan demontrasi dan menganalisanya.
6. Tiap siswa mengemukakan hasil analisanya dan juga pengalaman siswa didemontrasikan.
7. Guru membuat kesimpulan.

(PENGAJARAN LANGSUNG)
(ROSENSHINA & STEVENS, 1986)
Pembelajaran langsung khusus dirancang untuk mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang dapat diajarkan dengan pola selangkah demi selangkah
Langkah-langkah :
1. Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa
2. Mendemonstrasikan pengetahuan dan ketrampilan
3. Membimbing pelatihan
4. Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik
5. Memberikan kesempatan untuk latihan lanjutan

KOOPERATIF TERPADU MEMBACA DAN MENULIS
(STEVEN & SLAVIN, 1995)
Langkah-langkah :
1. Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang yang secara heterogen
2. Guru memberikan wacana/kliping sesuai dengan topik pembelajaran
3. Siswa bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide pokok dan memberi tanggapan terhadap wacana/kliping dan ditulis pada lembar kertas
4. Mempresentasikan/membacakan hasil kelompok
5. Guru membuat kesimpulan bersama
6. Penutup

INSIDE OUTSIDE CIRCLE ( LINGKARAN KECIL – LINGKARAN BESAR )

“Siswa saling membagi informasi pada saat yang bersamaan, dengan pasangan yang berbeda dengan singkat dan teratur”
Langkah-langkah :
1. Separuh kelas berdiri membentuk lingkaran kecil dan menghadap keluar
2. Separuh kelas lainnya membentuk lingkaran di luar lingkaran pertama, menghadap ke dalam
3. Dua siswa yang berpasangan dari lingkaran kecil dan besar berbagi informasi. Pertukaran informasi ini bisa dilakukan oleh semua pasangan dalam waktu yang bersamaan
4. Kemudian siswa berada di lingkaran kecil diam di tempat, sementara siswa yang berada di lingkaran besar bergeser satu atau dua langkah searah jarum jam.
5. Sekarang giliran siswa berada di lingkaran besar yang membagi informasi. Demikian seterusnya

Tebak Kata
MEDIA :
Buat kartu ukuran 10X10 cm dan isilah ciri-ciri atau kata-kata lainnya yang mengarah pada jawaban (istilah) pada kartu yang ingin ditebak.
Buat kartu ukuran 5X2 cm untuk menulis kata-kata atau istilah yang mau ditebak (kartu ini nanti dilipat dan ditempel pada dahi ataudiselipkan di telinga.
Langkah-langkah :
1. Guru menjelaskan kompetensi yang ingin dicapai atau materi ± 45 menit.
2. Guru menyuruh siswa berdiri berpasangan di depan kelas
3. Seorang siswa diberi kartu yang berukuran 10x10 cm yang nanti dibacakan pada pasangannya. Seorang siswa yang lainnya diberi kartu yang berukuran 5x2 cm yang isinya tidak boleh dibaca (dilipat) kemudian ditempelkan di dahi atau diselipkan ditelinga.
4. Sementara siswa membawa kartu 10x10 cm membacakan kata-kata yang tertulis didalamnya sementara pasangannya menebak apa yang dimaksud dalam kartu 10x10 cm. jawaban tepat bila sesuai dengan isi kartu yang ditempelkan di dahi atau telinga.
5. Apabila jawabannya tepat (sesuai yang tertulis di kartu) maka pasangan itu boleh duduk. Bila belum tepat pada waktu yang telah ditetapkan boleh mengarahkan dengan kata-kata lain asal jangan langsung memberi jawabannya.
6. Dan seterusnya

CONTOH KARTU
Perusahaan ini tanggung-jawabnya tidak terbatas
Dimiliki oleh 1 orang
Struktur organisasinya tidak resmi
Bila untung dimiliki,diambil sendiri
NAH … SIAPA … AKU ?

JAWABNYA : PERUSAHAAN PERSEORANGAN

Latar Belakang timbulnya Koprasi di Indonesia
KATA KONSEP
Penjajahan UU Kep/stb NO 91 Tahun 1992
Penderitaan Asas Demokrasi
Kemiskinan Ekonomi Rakyat
Solidaritas Alat Distribusi
Organisasi Koperasi Asas Pancasila
Aria Wirya Atmaja UUD 1995 Pasal 23
Bank Penolong & tabungan UU No 12 Tahun 1997
Koperasi Simpan Pinjam UU No 25 Tahun 1992
Budi Utomo
Serikat Dagang Islam Koperasi Konsumsi
Tugas :
a. Buatlah sekurang-kurangnya lima kalimat menurut pendapatmu sendiri. Secara ringkas harus mencangkup paling sedikit 4 kata dari daftar diatas dan setiap kata dapat dipakai berulang-ulang
b. Kerja kelompok
Diskusikanlah kalimat-kalimat anda apabila kalimat anda sudah benar
c. Hasil diskusi kelompok. Didiskusikan kembali untuk mendapatkan Kesimpulan

MEDIA :
* Buat kotak sesuai keperluan
* Buat soal sesuai TPK

Langkah-langkah :
1. Guru menyampaikan materi sesuai kompetensi yang ingin dicapai.
2. Guru membagikan lembaran kegiatan sesuai contoh
3. Siswa menjawab soal kemudian mengarsir huruf dalam kotak sesuai jawaban
4. Berikan poin setiap jawaban dalam kotak
T Y E N I O K N
R A U A N K U O
A B A R T E R M
N A N I R R S I
S D G I I T G N
A O N L S A I A
K L A A I S R L
S A C E K B O S
I R I N G G I T

CONTOH SOAL
1. Sebelum mengenal uang orang melakukan pertukaran dengan cara …….
2. ……. Digunakan sebagai alat pembayaran yang sah
3. Uang ……. Saat ini banyak di palsukan
4. Nilai bahan pembuatan uang disebut …….
5. Kemampuan uang untuk ditukar dengan sejumlah barang atau jasa disebut nilai …….
6. Nilai perbandingan uang dalam negara dengan mata uang asing disebut …….
7. Nilai yang tertulis pada mata uang disebut nilai …….
8. Dorongan seseorang menyimpan uang untuk keperluan jual beli disebut motif …….
9. Perintah tertulis dari seseorang yang mempunyai rekening ke bank untuk membayar sejumlah uang disebut …….

Scramble
MEDIA :
1. Buatlah pertanyaan yang sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai
2. Buat jawaban yang diacak hurufnya

Langkah-langkah :
1. Guru menyajikan materi sesuai kompetensi yang ingin dicapai
2. Membagikan lembar kerja sesuai contoh
Susunlah huruf-huruf pada kolom B sehingga merupakan kata kunci (jawaban) dari pertanyaan kolom A.
A
1. Sebelum mengenal uang orang melakukan pertukaran dengan cara TARREB …
2. ... digunakan sebagai alat pembayaran yang sah
3. Uang ... saat ini banyak dipalsukan
4. Nilai bahan pembuatan uang disebut nilai ...
5. Kemampuan uang untuk ditukar dengan sejumlah barang atau jasa disebut nilai ...
6. Nilai perbandingan uang dalam negeri dengan mata uang asing disebut ...
7. Nilai yang tertulis pada uang disebut nilai ...
8. dorongan seseorang menyimpan uang untuk keperluan jual beli disebut ...
9. perintah tertulis dari seseorang yang mempunyai rekening di bank untuk membayar sejumlah uang disebut ...

B
1. TARREB ..................................
2. GANU .......................................
3. TRASEK ....................................
4. KISTRINI ....................................
5. LIRI .............................................
6. SRUK .......................................
7. MINALON ...............................
8. SAKSITRAN ..............................
9. KEC ..........................................

Take and Give

MEDIA :
1. Kartu ukuran ± 10x15 cm sejumlah peserta tiap kartu berisi sub materi (yang berbeda dengan kartu yang lainnya, materi sesuai dengan TPK
2. Kartu contoh sejumlah siswa
3. CONTOH Kartu :

NAMA SISWA :
SUB MATERI :
NAMA YANG DIBERI
1.
2
3.
4. dst.

Langkah-langkah :
1. Siapkan kelas sebagaimana mestinya
2. Jelaskan materi sesuai kompetensi yang ingin dicapai
3. Untuk memantapkan penguasaan peserta tiap siswa diberi masing-masing satu kartu untuk dipelajari (dihapal) lebih kurang 5 menit
4. Semua siswa disuruh berdiri dan mencari pasangan untuk saling menginformasi. Tiap siswa harus mencatat nama pasangannya pada kartu contoh.
5. Demikian seterusnya sampai tiap peserta dapat saling memberi dan menerima materi masing-masing (take and give).
6. Untuk mengevaluasi keberhasilan berikan berikan siswa pertanyaan yang tak sesuai dengan kartunya (kartu orang lain).
7. Strategi ini dapat dimodifikasi sesuai keadaan
8. Kesimpulan

Consept centence
Langkah-langkah :
● Guru menyampaikan kompentensi yang ingin dicapai.
 Guru menyajikan materi secukupnya.
 Guru membentuk kelompok yang anggotanya ± 4 orang secara heterogen.
 Guru Menyajikan beberapa kata kunci sesuai materi yang disajikan.
 Tiap kelompok disuruh membuat beberapa kalimat dengan menggunakan minimal 4 kata kunci setiap kalimat.
 Hasil diskusi kelompok didiskusikan kembali secara pleno yang dipandu oleh Guru.
 Kesimpulan.

Complette Sentence
Media : Siapkan blangko isian berupa paragraf
yang kalimatnya belum lengkap
Langkah-langkah :
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2. Guru Menyampaikan materi secukupnya atau siswa disuruh membacakan buku atau modul dengan waktu secukupnya
3. Guru membentuk kelompok 2 atau 3 orang secara heterogen
4. Guru membagikan lembar kerja berupa paragraf yang kalimatnya belum lengkap (lihat contoh).
5. Siswa berdiskusi untuk melengkapi kalimat dengan kunci jawaban yang tersedia.
6. Siswa berdiskusi secara berkelompok
7. Setelah jawaban didiskusikan, jawaban yang salah diperbaiki. Tiap peserta membaca sampai mengerti atau hapal
8. Kesimpulan

Sabtu, 11 Desember 2010

CONTOH CASE STUDY

AKHIR YANG MENYAKITKAN


Saya adalah seorang guru SD yang sudah 10 tahun bekerja di SD Negeri di Baros yang letaknya berada di pinggir jalan raya, termasuk sekolah perkotaan.
Sebagian besar mata pencaharian orang tua adalah buruh pabrik, TNI /pegawai negeri, pedagang, buruh lepas dan lain-lain. Karena letak geografis sekolah kami sangat strategis maka banyak orang tua yang menginginkan anaknya sekolah di SD kami walaupun jarak sekolah dan rumah sangat jauh.
Sebagian besar siswa saya berangkat ke sekolah dengan kendaraan jemputan, angkutan umum dan karena kesibukan orangtua banyak diantara mereka yang belum sempat sarapan pagi. Bisa dibayangkan ketika anak-anak ini sampai di sekolah, jangankan untuk menerima materi dengan baik, untuk bertahan agar mereka tidak masuk angin saja sudah cukup. Namun demikian saya sangat bangga dengan anak-anak didik saya, yang dengan segala keterbatasannya masih mampu dan antusias untuk mengikuti pelajaran.
Pagi itu, aku ingin memberikan proses pembelajaran yang lain dari hari-hari biasanya. Kalau hari-hari biasa kami mengajarkan konsep-konsep pelajaran dengan metode yang banyak ceramahnya, tapi hari ini kucoba dengan menggunakan media dan metode yang lain.
Pada pelajaran mengarang berdasarkan pengalaman kali ini saya akan berikan semenarik mungkin. Oleh karena itu, banyak hal yang harus saya siapkan. Yang pertama membuat RPP lengkap, berikutnya saya harus ke Warnet untuk mengunduh gambar-gambar yang berkaitan dengan pengalaman sehari-hari. Karena jaringan internet yang ada dirumah hanya dial-up sehingga kelamaan kalau harus mengunduh gambar-gambar.
Dengan harapan yang mengebu-gebu saya berangkat naik sepeda motor dan tas yang lumayan berat ditambah kertas karton terselip diantara resleting tas saya. Sampai sekolah, suasana masih sangat sepi belum seorang teman guru yang datang. Dilantai depan kelas masih tergenang air hujan bekas semalam, dan sepatu-sepatu siswaku berceceran, ditambah sampah-sampah yang belum sempat dibersihkan.
Kulangkahkan kaki memasuki kelas, alangkah terkejut, meja guru dan buku-buku basah kuyup, aku tanya salah seorang siswa yang sudah didalam kelas, jawabnya gentingnya bocor. Konsentrasi mulai pudar semua siswa dikerahkan untuk membersihkan kelas dan menjemur buku-buku.
Waktu menunjukkan saatnya masuk kelas. Semua siswaku telah masuk mulai membacakan do’a selanjutnya kutanya siapa yang tidak hadir, diantara siswa menjawab. “Lia Pak ?” ada yang tahu mengapa Lia tidak masuk sekolah. Anak-anak diam..kemudian Riska menjawab “Ikut ibunya nengok kakaknya yang melahirkan. Ya tidak apa-apa !” jawabku datar.
“Coba anak-anak perhatikan kedepan, Bapak punya gambar !” semua siswa antusias melihat gambar. “Gambar apa ini ?, dipasar Pak !, Bagus !”. “Kalian pernah kepasar ?”, pernah……..!”. “Baik kalau begitu bisa tidak kalian menceritakan gambar ini dalam bentuk tulisan ?”, bisalah Pak !”.(Deni). “Nah sekarang coba kalian berkelompok seperti biasa, bapak akan berikan gambar !”, gambar artis pak ?”.(Saepudin). “Kalian liat saja nanti yah !”, kataku.
Kerja kelompok dimulai, tapi sebagian siswa malah asik mengobrol, sesekali mereka nampak pura-pura menulis, kalau ku perhatikan, dan melihat ke jendela tatkala mendengar suara motor rekan guruku yang datang. Tiba-tiba pintu kelas diketuk, ternyata siswa dari kelas lain. “pak aya nugelut, Aceng jeung Maman, Memang ibunya belum datang, teu acan Pak, yah nanti bapak kesana. Akupun cepat-cepat kekelas tadi, kutenangkan kedua siswa yang gelut itu, dan keuberi tugas dikelas itu.
Akupun kembali kekelasku. Bukan main anak-anak ada yang naik meja dan lari-lari. Kutanyakan sudah selesai…? “sudah pak, belum pak” aku keliling kelompok kulihat hasil kerja siswa-siswaku, terheran-heran juga hanya baru beberapa baris, .Hal ini menjadi tanda tanya besar, kenapa siswa yang tadinya nampak antusias tapi setelah diadakan diskusi kelompok untuk saling memeberi masukan banyak siswa yang belum menulis karangan dengan baik. Selanjutnya perwakilan tiap kelompok membacakan hasil diskusinya tanpa dirspon oleh kelompok lain,Selanjutnya pelajaran hari itu ditutup.
Meskipun diantara hasil belajar siswa saya ada yang sudah bagus, tapi aku merasa tujuan pembelajaran atau target pembelajaran pagi itu belum tercapai, masih ada ganjalan di benak saya ketika pembelajaran berakhir. Ganjalan itu antara lain adalah (1) bagaimanakah seharusnya kita mengajar? (2) Apakah semua anak menikmati pembelajaran ini? (3) Apakah pembelajaran saya tentang mengarang memberikan makna tersendiri bagi anak-anak? Namun, saya mengakhiri pembelajaran hari itu dengan sebuah senyum walaupun agak hambar.
Di penghujung pembelajaran, sebagai refleksi saya ajukan sebuah pertanyaan, “Bagaimana anak-anak pembelajaran hari ini dengan Bapak Guru barusan?” Jawaban yang diberikan oleh seorang anak kiranya sangatlah patut untuk kita renungkan bersama, yaitu “Pak, kedah diseueuran gambarna !”

Kamis, 09 Desember 2010

LESSON STUDY

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN BERBASIS LESSON STUDY

Apa yang dimaksud dengan Lesson Study?
Lesson Study adalah model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkesinambungan berlandaskan prinsip-prinsip kolegalitas dan mutual learning untuk membangun komunitas belajar.
Lesson Study berasal dari Jepang. Di Indonesia berkembang melalui IMSTEP ( Indonesia Mathematics & Science Teacher Education Project ), dan yang telah melakukan hal tersebut adalah UPI, UNY, dan UNM sejak tahun 2001. Kemudian program SISTEMS (Strengthening In-service Teacher Training of Mathematics and Science Education Junior High Scondary Level) yang dilaksanakan di Sumedang, Bantul, dan Pasuruan tahun 2006.
Mengkaji Pembelajaran melalui 3 tahapan:
Gambaran Umum Lesson Study
1. Mempertimbangkan tujuan pembelajaran dan perkembangan siswa, serta merencanakan pembelajaran untuk mengumpulkan data.
2. Mengobservasi pembelajaran dalam rangka Lesson Study.
3. menggunakan data hasil observasi untuk melakukan refleksi tentang pembelajaran secara mendalam dan lebih luas.
4. Melakukan perencanaan ulang dengan topik yang sama untuk melakukan open lesson pada kelas berbeda.
Tujuan Utama Lesson Study
1. Meningkatkan pengetahuan tentang materi ajar, pembelajaran, motivasi untuk selalu berkembang, kualitas rencana pembelajaran, dan kemampuan guru untuk mengobservasi aktifitas belajar
2. Menguatkan hubungan kolegalitas.
3. Menguatkan hubungan antara pembelajaran sehari-hari dengan tujuan jangka panjang.
Dari tujuan tersebut, diharapkan ada perbaikan atau peningkatan kualitas pembelajaran
Mengapa disebut Lesson Study?
Lesson Study mendukung UU No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen untuk meningkatkan kompetensi-kompetensi pedagogik, profesional, kepribadian, dan sosial.
Lesson Study mendukung implementasi PP 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 19: “Proses Pembelajaran harus interaktif , inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi untuk aktif, kreatif, mandiri, sesuai bakat, minat, dan perkembangan fisik & psikologis peserta didik.”
Tidak ada pembelajaran yang sempurna, sehingga akan ada celah untuk melakukan perbaikan dan inovasi.
Lesson Study membuat guru menjadi lebih terbuka menerima masukan guna perbaikan pembelajaran.
Lesson Study dapat meningkatkan budaya akademik, kemampuan kolaborasi, kemampuan melakukan evaluasi diri serta dapat memotivasi guru untuk melakukan inovasi pembelajaran. Selain itu, melalui lesson study guru dimungkinkan menghasilkan buku ajar dan karya ilmiah berbasis penelitian kelas.
Bagaimana melakukan Lesson Study?
Perencanaan dilakukan secara kolaboratif berdasarkan permasalahan di kelas untuk mengembangkan model pembelajaran yang berpusat pada siswa malalui hands-on & minds-on activity, daily life, dan local materials.
Seorang guru dari anggota kelompok melakukan pembelajaran atau mengajar, sementara anggota lainnya mengamati. Pengamatan dapat dilakukan oleh orang lain selain anggota kelompoknya. Pengamat tidak diperkenankan menganggu/ membantu siswa selama proses pembelajaran.
Guru, pengamat, dan orang lain melakukan sharing lesson learn tentang aktifitas siswa. Pengamat saling belajar dari pembelajaran dan hasil sharing digunakan merevisi rencana pembelajaran. (Dikutip dari MyDriana_23)
Lesson Study merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan proses dan hasil pembelajaran yang dilaksanakan secara kolaboratif dan berkelanjutan oleh sekelompok guru. Tujuan utama Lesson Study yaitu untuk : (1) memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana siswa belajar dan guru mengajar; (2) memperoleh hasil-hasil tertentu yang bermanfaat bagi para guru lainnya dalam melaksanakan pembelajaran; (3) meningkatkan pembelajaran secara sistematis melalui inkuiri kolaboratif. (4) membangun sebuah pengetahuan pedagogis, dimana seorang guru dapat menimba pengetahuan dari guru lainnya.
Manfaat yang yang dapat diambil Lesson Study, diantaranya: (1) guru dapat mendokumentasikan kemajuan kerjanya, (2) guru dapat memperoleh umpan balik dari anggota lainnya, dan (3) guru dapat mempublikasikan dan mendiseminasikan hasil akhir dari Lesson Study. Lesson Study dapat dilakukan melalui dua tipe yaitu berbasis sekolah dan berbasis MGMP. Lesson Study dilakukan berdasarkan tahapan-tahapan secara siklik, yang terdiri dari: (1) perencanaan (plan); (b) pelaksanaan (do); refleksi (check); dan tindak lanjut (act).
Konsep dan praktik Lesson Study pertama kali dikembangkan oleh para guru pendidikan dasar di Jepang, yang dalam bahasa Jepang-nya disebut dengan istilah kenkyuu jugyo. Makoto Yoshida adalah orang yang dianggap berjasa besar dalam mengembangkan kenkyuu jugyo di Jepang. Keberhasilan Jepang dalam mengembangkan Lesson Study tampaknya mulai diikuti pula oleh beberapa negara lain, termasuk di Amerika Serikat yang secara gigih dikembangkan dan dipopulerkan oleh Catherine Lewis yang telah melakukan penelitian tentang Lesson Study di Jepang sejak tahun 1993. Sementara di Indonesia pun saat ini mulai gencar disosialisasikan untuk dijadikan sebagai sebuah model dalam rangka meningkatkan proses pembelajaran siswa, bahkan pada beberapa sekolah sudah mulai dipraktikkan. Meski pada awalnya, Lesson Study dikembangkan pada pendidikan dasar, namun saat ini ada kecenderungan untuk diterapkan pula pada pendidikan menengah dan bahkan pendidikan tinggi.
Lesson Study bukanlah suatu strategi atau metode dalam pembelajaran, tetapi merupakan salah satu upaya pembinaan untuk meningkatkan proses pembelajaran yang dilakukan oleh sekelompok guru secara kolaboratif dan berkesinambungan, dalam merencanakan, melaksanakan, mengobservasi dan melaporkan hasil pembelajaran. Lesson Study bukan sebuah proyek sesaat, tetapi merupakan kegiatan terus menerus yang tiada henti dan merupakan sebuah upaya untuk mengaplikasikan prinsip-prinsip dalam Total Quality Management, yakni memperbaiki proses dan hasil pembelajaran siswa secara terus-menerus, berdasarkan data. Lesson Study merupakan kegiatan yang dapat mendorong terbentuknya sebuah komunitas belajar (learning society) yang secara konsisten dan sistematis melakukan perbaikan diri, baik pada tataran individual maupun manajerial. Slamet Mulyana (2007) memberikan rumusan tentang Lesson Study sebagai salah satu model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan pada prinsip-psrinsip kolegalitas dan mutual learning untuk membangun komunitas belajar. Sementara itu, Catherine Lewis (2002) menyebutkan bahwa:
“lesson study is a simple idea. If you want to improve instruction, what could be more obvious than collaborating with fellow teachers to plan, observe, and reflect on lessons? While it may be a simple idea, lesson study is a complex process, supported by collaborative goal setting, careful data collection on student learning, and protocols that enable productive discussion of difficult issues”.
Bill Cerbin & Bryan Kopp mengemukakan bahwa Lesson Study memiliki 4 (empat) tujuan utama, yaitu untuk : (1) memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana siswa belajar dan guru mengajar; (2) memperoleh hasil-hasil tertentu yang dapat dimanfaatkan oleh para guru lainnya, di luar peserta Lesson Study; (3) meningkatkan pembelajaran secara sistematis melalui inkuiri kolaboratif. (4) membangun sebuah pengetahuan pedagogis, dimana seorang guru dapat menimba pengetahuan dari guru lainnya.
Dalam tulisannya yang lain, Catherine Lewis (2004) mengemukakan pula tentang ciri-ciri esensial dari Lesson Study, yang diperolehnya berdasarkan hasil observasi terhadap beberapa sekolah di Jepang, yaitu:
a) Tujuan bersama untuk jangka panjang. Lesson study didahului adanya kesepakatan dari para guru tentang tujuan bersama yang ingin ditingkatkan dalam kurun waktu jangka panjang dengan cakupan tujuan yang lebih luas, misalnya tentang: pengembangan kemampuan akademik siswa, pengembangan kemampuan individual siswa, pemenuhan kebutuhan belajar siswa, pengembangan pembelajaran yang menyenangkan, mengembangkan kerajinan siswa dalam belajar, dan sebagainya.
b) Materi pelajaran yang penting. Lesson study memfokuskan pada materi atau bahan pelajaran yang dianggap penting dan menjadi titik lemah dalam pembelajaran siswa serta sangat sulit untuk dipelajari siswa.
c) Studi tentang siswa secara cermat. Fokus yang paling utama dari Lesson Study adalah pengembangan dan pembelajaran yang dilakukan siswa, misalnya, apakah siswa menunjukkan minat dan motivasinya dalam belajar, bagaimana siswa bekerja dalam kelompok kecil, bagaimana siswa melakukan tugas-tugas yang diberikan guru, serta hal-hal lainya yang berkaitan dengan aktivitas, partisipasi, serta kondisi dari setiap siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Dengan demikian, pusat perhatian tidak lagi hanya tertuju pada bagaimana cara guru dalam mengajar sebagaimana lazimnya dalam sebuah supervisi kelas yang dilaksanakan oleh kepala sekolah atau pengawas sekolah.
d) Observasi pembelajaran secara langsung. Observasi langsung boleh dikatakan merupakan jantungnya Lesson Study. Untuk menilai kegiatan pengembangan dan pembelajaran yang dilaksanakan siswa tidak cukup dilakukan hanya dengan cara melihat dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Lesson Plan) atau hanya melihat dari tayangan video, namun juga harus mengamati proses pembelajaran secara langsung. Dengan melakukan pengamatan langsung, data yang diperoleh tentang proses pembelajaran akan jauh lebih akurat dan utuh, bahkan sampai hal-hal yang detail sekali pun dapat digali. Penggunaan videotape atau rekaman bisa saja digunakan hanya sebatas pelengkap, dan bukan sebagai pengganti.
Berdasarkan wawancara dengan sejumlah guru di Jepang, Caterine Lewis mengemukakan bahwa Lesson Study sangat efektif bagi guru karena telah memberikan keuntungan dan kesempatan kepada para guru untuk dapat: (1) memikirkan secara lebih teliti lagi tentang tujuan, materi tertentu yang akan dibelajarkan kepada siswa, (2) memikirkan secara mendalam tentang tujuan-tujuan pembelajaran untuk kepentingan masa depan siswa, misalnya tentang arti penting sebuah persahabatan, pengembangan perspektif dan cara berfikir siswa, serta kegandrungan siswa terhadap ilmu pengetahuan, (3) mengkaji tentang hal-hal terbaik yang dapat digunakan dalam pembelajaran melalui belajar dari para guru lain (peserta atau partisipan Lesson Study), (4) belajar tentang isi atau materi pelajaran dari guru lain sehingga dapat menambah pengetahuan tentang apa yang harus diberikan kepada siswa, (5) mengembangkan keahlian dalam mengajar, baik pada saat merencanakan pembelajaran maupun selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran, (6) membangun kemampuan melalui pembelajaran kolegial, dalam arti para guru bisa saling belajar tentang apa-apa yang dirasakan masih kurang, baik tentang pengetahuan maupun keterampilannya dalam membelajarkan siswa, dan (7) mengembangkan “The Eyes to See Students” (kodomo wo miru me), dalam arti dengan dihadirkannya para pengamat (obeserver), pengamatan tentang perilaku belajar siswa bisa semakin detail dan jelas.
Berkenaan dengan tahapan-tahapan dalam Lesson Study ini, dijumpai beberapa pendapat. Menurut Wikipedia (2007) bahwa Lesson Study dilakukan melalui empat tahapan dengan menggunakan konsep Plan-Do-Check-Act (PDCA). Sementara itu, Slamet Mulyana (2007) mengemukakan tiga tahapan dalam Lesson Study, yaitu : (1) Perencanaan (Plan); (2) Pelaksanaan (Do) dan (3) Refleksi (See). Sedangkan Bill Cerbin dan Bryan Kopp dari University of Wisconsin mengetengahkan enam tahapan dalam Lesson Study, yaitu:
a) Form a Team: membentuk tim sebanyak 3-6 orang yang terdiri guru yang bersangkutan dan pihak-pihak lain yang kompeten serta memilki kepentingan dengan Lesson Study.
b) Develop Student Learning Goals: anggota tim memdiskusikan apa yang akan dibelajarkan kepada siswa sebagai hasil dari Lesson Study.
c) Plan the Research Lesson: guru-guru mendesain pembelajaran guna mencapai tujuan belajar dan mengantisipasi bagaimana para siswa akan merespons.
d) Gather Evidence of Student Learning: salah seorang guru tim melaksanakan pembelajaran, sementara yang lainnya melakukan pengamatan, mengumpulkan bukti-bukti dari pembelajaran siswa.
e) Analyze Evidence of Learning: tim mendiskusikan hasil dan menilai kemajuan dalam pencapaian tujuan belajar siswa
f) Repeat the Process: kelompok merevisi pembelajaran, mengulang tahapan-tahapan mulai dari tahapan ke-2 sampai dengan tahapan ke-5 sebagaimana dikemukakan di atas, dan tim melakukan sharing atas temuan-temuan yang ada.
Untuk lebih jelasnya, dengan merujuk pada pemikiran Slamet Mulyana (2007) dan konsep Plan-Do-See (Check-Act) (PDCA), di bawah ini akan diuraikan secara ringkas tentang empat tahapan dalam penyelengggaraan Lesson Study sebagai berikut:
1) Perencanaan (Plan)
Dalam tahap perencanaan, para guru yang tergabung dalam Lesson Study berkolaborasi untuk menyusun RPP yang mencerminkan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Perencanaan diawali dengan kegiatan menganalisis kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran, seperti kompetensi dasar, cara membelajarkan siswa, mensiasati kekurangan fasilitas dan sarana belajar, dan sebagainya, sehingga dapat mengetahui berbagai kondisi nyata yang akan digunakan untuk kepentingan pembelajaran. Selanjutnya, secara bersama-sama pula dicarikan solusi untuk memecahkan permasalahan yang ditemukan.
2) Pelaksanaan (Do)
Pada tahapan yang kedua, terdapat dua kegiatan utama yaitu: (1) kegiatan pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh salah seorang guru yang telah disepakati atau atas permintaan sendiri untuk mempraktikkan RPP yang telah disusun bersama, dan (2) kegiatan pengamatan atau observasi yang dilakukan oleh anggota atau komunitas Lesson Study yang lainnya (baca: guru, kepala sekolah, atau pengawas sekolah, atau undangan lainnya yang bertindak sebagai pengamat/observer)
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam tahapan pelaksanaan, diantaranya:
1. Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah disusun bersama.
2. Siswa diupayakan dapat menjalani proses pembelajaran dalam setting yang wajar dan natural, tidak dalam keadaan under pressure yang disebabkan adanya program Lesson Study.
3. Selama kegiatan pembelajaran berlangsung, pengamat tidak diperbolehkan mengganggu jalannya kegiatan pembelajaran dan mengganggu konsentrasi guru maupun siswa.
4. Pengamat melakukan pengamatan secara teliti terhadap interaksi siswa-siswa, siswa-bahan ajar, siswa-guru, siswa-lingkungan lainnya, dengan menggunakan instrumen pengamatan yang telah disiapkan sebelumnya dan disusun bersama-sama.
5. Pengamat harus dapat belajar dari pembelajaran yang berlangsung dan bukan untuk mengevalusi guru.
6. Pengamat dapat melakukan perekaman melalui video camera atau photo digital untuk keperluan dokumentasi dan bahan analisis lebih lanjut dan kegiatan perekaman tidak mengganggu jalannya proses pembelajaran.
7. Pengamat melakukan pencatatan tentang perilaku belajar siswa selama pembelajaran berlangsung, misalnya tentang komentar atau diskusi siswa dan diusahakan dapat mencantumkan nama siswa yang bersangkutan, terjadinya proses konstruksi pemahaman siswa melalui aktivitas belajar siswa. Catatan dibuat berdasarkan pedoman dan urutan kegiatan pembelajaran siswa yang tercantum dalam RPP.
3) Refleksi (Check)
Tahapan ketiga merupakan tahapan yang sangat penting karena upaya perbaikan proses pembelajaran selanjutnya akan bergantung dari ketajaman analisis para perserta berdasarkan pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Kegiatan refleksi dilakukan dalam bentuk diskusi yang diikuti seluruh peserta Lesson Study yang dipandu oleh kepala sekolah atau peserta lainnya yang ditunjuk. Diskusi dimulai dari penyampaian kesan-kesan guru yang telah mempraktikkan pembelajaran, dengan menyampaikan komentar atau kesan umum maupun kesan khusus atas proses pembelajaran yang dilakukannya, misalnya mengenai kesulitan dan permasalahan yang dirasakan dalam menjalankan RPP yang telah disusun.
Selanjutnya, semua pengamat menyampaikan tanggapan atau saran secara bijak terhadap proses pembelajaran yang telah dilaksanakan (bukan terhadap guru yang bersangkutan). Dalam menyampaikan saran-saranya, pengamat harus didukung oleh bukti-bukti yang diperoleh dari hasil pengamatan, tidak berdasarkan opininya. Berbagai pembicaraan yang berkembang dalam diskusi dapat dijadikan umpan balik bagi seluruh peserta untuk kepentingan perbaikan atau peningkatan proses pembelajaran. Oleh karena itu, sebaiknya seluruh peserta pun memiliki catatan-catatan pembicaraan yang berlangsung dalam diskusi.
4) Tindak Lanjut (Act)
Dari hasil refleksi dapat diperoleh sejumlah pengetahuan baru atau keputusan-keputusan penting guna perbaikan dan peningkatan proses pembelajaran, baik pada tataran individual, maupun menajerial.
Pada tataran individual, berbagai temuan dan masukan berharga yang disampaikan pada saat diskusi dalam tahapan refleksi (check) tentunya menjadi modal bagi para guru, baik yang bertindak sebagai pengajar maupun observer untuk mengembangkan proses pembelajaran ke arah lebih baik.
Pada tataran manajerial, dengan pelibatan langsung kepala sekolah sebagai peserta Lesson Study, tentunya kepala sekolah akan memperoleh sejumlah masukan yang berharga bagi kepentingan pengembangan manajemen pendidikan di sekolahnya secara keseluruhan. Kalau selama ini kepala sekolah banyak disibukkan dengan hal-hal di luar pendidikan, dengan keterlibatannya secara langsung dalam Lesson Study, maka dia akan lebih dapat memahami apa yang sesungguhnya dialami oleh guru dan siswanya dalam proses pembelajaran, sehingga diharapkan kepala sekolah dapat semakin lebih fokus lagi untuk mewujudkan dirinya sebagai pemimpin pendidikan di sekolah.
Kelemahan/masalah yang terjadi dengan lesson study di Indonesia:
1. Belum seragamnya pemahaman tentang lesson study. Terjadinya deviasi dalam memahami kegiatan lesson study, tidak jarang menimbulkan perbedaan pendapat. Sebagian pihak memandang inovasi pembelajaran harus berawal dari ide guru atau kelompok guru itu sendiri, sebagian lain berpandangan harus dibawah bimbingan dosen yang dinilai pakar. Hal ini telah melahirkan tindakan yang berbeda, yang satu membiarkan guru merencakan sendiri, ketika akan implementasi baru melaporkan. Yang kedua, adalah dosen secara aktif membimbing guru calon penyaji sampai dalam hal menyiapkan media maupun baha-bahan pembelajarannya. Guru seolah-olah hanyalah ‘wayang’ yang memainkan ide ‘dalang’.
2. Prihal kesiapan bekerja sama. Kadangkala muncul pada saat membuat keputusan siapa yang akan menjadi penyaji pembelajaran yang siap diobservasi. Jarang guru yang mengajukan diri, karena masih ada perasaan bahwa sebagai penyaji harus menyiapkan sendiri pembelajaran yang biasa tidak dilakukannya, harus berkorban dana maupun tenaga untuk konsultasi dengan dosen mitra, terkadang harus meninggalkan putra didiknya. Hal ini yang kadang bila kurang dukungan pimpinan sekolahnya membuat guru kurang tertarik. Perasaan lain adalah bahwa seorang penyaji harus siap korban perasaan saat dikritik oleh sesame temannya.
3. Koordinasi. Walaupun sudah melalui tahap sosialisasi, secara teoritis bahwa keinginan meningkatkan mutu pembelajaran seharusnya ke luar dari niat para guru (sekolah atau MGMP), tetapi mengingat kesibukan kegiatan sekolah terkadang niat ini terlupakan. Biala tidak diingatkan, sekolah lupa sehingga tidak mendorong gurunya untuk melaksanakan kegiatan ini. Walaupun sudah direncanakan, terkadang sulit mencari peluang atau kesempatan yang sesuai antara kegiatan sekolah dengan kegiatan dosen itu sendiri. Sehingga kadangkala saat implrmrntasi observer dating terlambat. Karena harus mengajar dulu dan banyak alasan lainnya. Hal ini berdampak pada saat kegiatan refleksi.
4. Ketersediaan sarana dan dukungan finansial. Untuk bisa berjalannya kegiatan ini, buat kesepakan bersama bahwa biaya kebutuhan guru harus ditanggung sekolah dan kebtuhan pihak dosen ditanggung oleh pihak fakultas. Tetapi kenyataan di lapangan sering menemui kendala, guru malu untuk meminta sekedar yang tak seberapa tapi diperlukannya. Juga pihak jurusan/dosen belum mempunyai anggaran khusus untuk hal tersebut. Selain dana, juga fasilitas di sekolah. Bila guru ingin melaksanakan pembelajaran yang menuntut eksperimen kelompok jumlah set alat yang tersedia biasanya tidak memadai untuk jumlah siswa sekitar 40 orang (8 kelompok). Terkadang hanya tersedia setengahnya. Untuk itulah biasanya dibantu dengan meminjam. Kondisi bangku di ruangan kelas sekolah umumnya tidak mendukung mobilitas dan interaksi siswa. Bangku yang tersedia umumnya statis dan sempit, apalagi dihadiri banyak observer sehingga menambah sesak dan pengap.
5. Cara menyampaikan pendapat dalam kegiatan refleksi. Walaupun sudah diingatkan saat sosialisasi bahwa focus observasi adalah cara belajar siswa, tidak mengeritik guru secara langsung, tapi karena belum terbiasa masih sering muncul kritikan langsung kepada prilaku guru. Hal ini yang kadang-kadang menyebabkan kecil hati bagi penyaji.

Daftar Referensi
Asep Jolly,2008, Model Praktek Lesson Study di Kabupaten Bandung, Bahan Pelatihan Guru Bahasa Jepang. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bandung.
Bill Cerbin & Bryan Kopp. A Brief Introduction to College Lesson Study. Lesson Study Project. online: http ://www.uwlax.edu/sotl/lsp/index2.htm
Catherine Lewis (2004) Does Lesson Study Have a Future in the United States?. Online: http://www.sowi-online.de/journal/2004-1/lesson_lewis.htm
Lesson Study Research Group online: http://www.tc.edu/lessonstudy/whatislessonstudy.html
Nelson, L. M. 1999. “Collaborative problem solving”. Dalam Reigeluth, C. M.(Ed.): Instructional-design theories and models: A new paradigm of instructional Theory”, volume II. 241-292. London: Lawrence Erlbaum Associates, Publishers.
Slamet Mulyana. 2007. Lesson Study (Makalah). Kuningan: LPMP-Jawa Barat
Wikipedia.2007. Lesson Study. Online: http://en.wikipedia.org/wiki/Lesson_study

Sabtu, 27 November 2010

HUT PGRI ke-65 Kota Cimahi

Sabtu, 27 Nopember 2010. Kami kaum pendidikan Kota Cimahi melakukan gerak jalan sehat secara beregu yang diawali dengan pembukaan dan pembacaan do'a oleh Bp. Ustad Ahmad dilanjutkan dengan sepatah kata dari Bp Itoch Tochija selaku Wali Kota Cimahi dilanjutkan dengan pengibaran bendera tanda star bersama ibu.

Pada saat pembukaan Wali Kota mengucapkan syukur kehadirat Allah SWT dan tidak lupa ucapan sholawat serta salam kepada Nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabat dan para pengikutnya sampai akhir zaman.

Bapa Ibu guru jika kita sehat pikiran terbuka untuk mendidik anak didik kita, kemajuan pendidikan dan peningkatan mutu di Kota Cimahi bisa tercapai dan banyak lagi yang dibicarakan vidionya ada saya simpan pokoknya yang mau kontek aja deh !

Rabu, 17 November 2010

QURBAN

QURBAN

Paling henteu, aya tilu amalan atawa ibadah khusus anu kudu dilaksanakeun ku kaom muslimin dina bulan Zulhijah. Amalan kahiji, puasa sunah pikeun anu teu bisa ngalaksanakeun ibadah hajji, puasa dina poe Arofah (tanggal 9 Zulhijah), pikeun miceun dosa salila dua taun: taun kamari jeung taun nu bakal datang. Ngeunaan ieu Rasulullah saw. ngadawuh “Puasa dina poe Arafah teh pikeun miceun dosa salila dua tahun, nyaeta tahun kamari jeung taun nu bakal datang.”

Amalan kadua nyaeta salat Iedul Adha dina tanggal 10 Zulhijjah, sedengkeun amalan katilu nyaeta ngalaksanakeun ibadah kurban ku jalan meuncit hewan kurban. Kecap “Kurban” asalna tina kecap qurban, nu hartina ngadeukeutkeun. Ari nurutkeun kamus istilah kecap kurban nya eta meuncit sato dina poe Iedul Adha nepi ka tilu poe sanggeusna dina raraga ngadeukeutkeun diri ka Allah swt. Kurban oge disebut nahr atawa udhiya. Rasulullah saw. ngadawuh : He manusa ! Unggal-unggal kulawarga dikudukeun meuncit kurban (udhiyah) unggal taun.” (HR Abu Dawud jeung Tirmizi). “Sing saha bae anu aya dina kaleuwihan (mampuh kurban), manehna henteu meuncit sato kurban, manehna henteu meunang ngadeukeutan kula !” (HR Ahmad jeung Ibn Majah).
Di antara katangtuan pikeun ngalaksanakeun qurban teh saperti di handap ieu :
1. Ummat Islam anu mampuh kudu ngalaksanakeun qurban ku jalan meuncit hiji domba atawa embe. Lamun aya tujuh orang rereongan bisa keur meuncit hiji sapi keur kurban.
2. Sato anu sah pikeun dijadikeun kurban atawa budn (QD 22: 36) kudu anu sampurna nya eta henteu meunang cacad saperti lolong, gering, pincang, atawa begang, sarta kudu cukup umurna (musinnah), mun keur embe atawa domba kudu geus umur sataun sedengkeun onta kudu umur lima taun.
3. Meuncit sato kurban dilaksanakeun sanggeus rengse salat Idul adha nepi ka poe Tasyriq, nyaeta tilu poe sanggeus Idul Adha.
4. Jelema anu kurban dipiharep meuncit sorangan atawa sakurang-kurangna nempo dina waktu keur meuncit.

Daging kurban kudu dibagi-bagi ka fakir miskin, sanajan jelema anu kurban oge meunang nyokot sabagian daging keur didahar (QS 22: 36).





Sajarah Qurban
Mimiti ayana upacara qurban teh nya eta di jaman Nabi Ibrahim a.s, nalika dina hiji wengi anjeunna ngimpen dipiwarang ku Allah SAW supados meuncit putrana, Ismail a.s, pikeun ciri takwa ka Allah. Enjingna Nabi Ibrahim a.s ngadugikeun ka putrana, Ismail a.s, ngeunaan eta impenan. Ibrahim a.s ku anjeun henteu tega kangge nelasan putrana, namung waleran Ismail anu sakitu teuneungna, tatag tur daria, nyuhunkeun supados ramana nglaksanakeun jangjina ka Allah Swt nya eta bade ngalakukeun kurban pikeun tanda babaktina, takwana ka Allah Taala. Sanajan nalangsa kudu nelasan putrana, Ibrahim a.s tetap ngalaksanakeun parentah Allah Taala, nya eta meuncit Ismail. Dak dumadak timbul kaahengan. Ku Allah Taala dumadakan Ismail diganti ku hiji sato nu taya lian ti qibasy (domba Arab), sedengkeun Ismail leungit sapada harita sarta geus aya di nagari sejen nya eta di Kan’an. Jade ku kakawasaan Allah Taala, aya dua kajadian nu matak helok keur urang. Kajadian kahiji Ibrahim meuncit putrana geusan tanda bakti (takwa) ka Allah, tapi di sagigireun eta putrana geus diganti ku Allah ku Anjeun nya eta ku qibasy. Kajadian kadua Ismail geus aya di nagri sejen sarta nuluykeun pancen ramana geusan terus nyebarkeun agama nu sanggeus Nabi Muhammad SAW diaranan agama Islam.
Pikeun pangeling-ngeling kana kajadian ieu, nya ti harita unggal Idul Adha kudu bae ummat Islam ngayakeun upacara kurban kalawan aturan saperti anu kaungel di luhur.

Qurban Tanda Taqwa
Memang endah ajaran agama urang teh, bisa ngaitkeun antara dua kapentingan, nyaeta hubungan urang jeung Alloh, nu dimanifestasikan dina wangun ibadah khusus saperti solat jeung zakat, sarta hubungan urang jeung sasama manusa anu dimanifestasikeun dina wangun ibadah husus jeung amal saperti kurban.
Lamun urang geus bisa sadar kalayan ngarti tur dibarengan kayakinan, oge dibeungkeut dina hate anu bener bener ikhlas ka Pangeran, yen kadua hal diluhur, ngaguar hate kana jalan kataqwaan, kalayan bisa ngabuktikeun sakumaha luhurna ajaran islam, tur sakaligus ngarasakeun nikmatna ngalaksanakeun tuntunan Islam dina kahirupan sapopoe.
Islam teh kakara karasa nikmatna, sanggeus dilaksanakeun ajaranana, numawi kitu hayu urang babarengan miluruh hikmah anu aya di sajeroning ibadah sakumaha anu diwajibkeun, supaya ngalaksanakeunnana teu ngarasa ngansaukur kawajiban wungkul, tapi oge dirasakeun memang kabutuhan atanapi hak .
Hayu urang laksanakeun ibadah jeung amaliah anu sabener benerna , saluyu jeung aturan anu geus ditangtukeun, sangkan kenging ridho, sarta ampunan ti Alloh SWT.

Senin, 15 November 2010

permendiknas nomor 20 tahun 2007

SALINAN
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL
NOMOR 20 TAHUN 2007 TANGGAL 11 JUNI 2007
STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN
A. Pengertian
1. Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik.
2. Ulangan adalah proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran, untuk memantau kemajuan, melakukan perbaikan pembelajaran, dan menentukan keberhasilan belajar peserta didik.
3. Ulangan harian adalah kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu Kompetensi Dasar (KD) atau lebih.
4. Ulangan tengah semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8 – 9 minggu kegiatan pembelajaran. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan seluruh KD pada periode tersebut.
5. Ulangan akhir semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan semua KD pada semester tersebut.
6. Ulangan kenaikan kelas adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik di akhir semester genap untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester genap pada satuan pendidikan yang menggunakan sistem paket. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan KD pada semester tersebut.
7. Ujian sekolah/madrasah adalah kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi peserta didik yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk memperoleh pengakuan atas prestasi belajar dan merupakan salah satu persyaratan kelulusan dari satuan pendidikan. Mata pelajaran yang diujikan adalah mata pelajaran kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak diujikan dalam ujian nasional dan aspek kognitif dan/atau psikomotorik kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia serta kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian yang akan diatur dalam POS Ujian Sekolah/Madrasah.
8. Ujian Nasional yang selanjutnya disebut UN adalah kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi peserta didik pada beberapa mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi dalam rangka menilai pencapaian Standar Nasional Pendidikan.
9. Penilaian pendidikan adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik.
10. Kriteria ketuntasan minimal (KKM) adalah kriteria ketuntasan belajar (KKB) yang ditentukan oleh satuan pendidikan. KKM pada akhir jenjang satuan pendidikan untuk kelompok mata pelajaran selain ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan nilai batas ambang kompetensi.


B. Prinsip Penilaian
Penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang diukur.
2. objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak dipengaruhi subjektivitas penilai.
3. adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender.
4. terpadu, berarti penilaian oleh pendidik merupakan salah satu komponen yang tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.
5. terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan.
6. menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian oleh pendidik mencakup semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk memantau perkembangan kemampuan peserta didik.
7. sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti langkah-langkah baku.
8. beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan.
9. akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur, maupun hasilnya.

C. Teknik dan Instrumen Penilaian
1. Penilaian hasil belajar oleh pendidik menggunakan berbagai teknik penilaian berupa tes, observasi, penugasan perseorangan atau kelompok, dan bentuk lain yang sesuai dengan karakteristik kompetensi dan tingkat perkembangan peserta didik.
2. Teknik tes berupa tes tertulis, tes lisan, dan tes praktik atau tes kinerja.
3. Teknik observasi atau pengamatan dilakukan selama pembelajaran berlangsung dan/atau di luar kegiatan pembelajaran.
4. Teknik penugasan baik perseorangan maupun kelompok dapat berbentuk tugas rumah dan/atau proyek.
5. Instrumen penilaian hasil belajar yang digunakan pendidik memenuhi persyaratan (a) substansi, adalah merepresentasikan kompetensi yang dinilai, (b) konstruksi, adalah memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan bentuk instrumen yang digunakan, dan (c) bahasa, adalah menggunakan bahasa yang baik dan benar serta komunikatif sesuai dengan taraf perkembangan peserta didik.
6. Instrumen penilaian yang digunakan oleh satuan pendidikan dalam bentuk ujian sekolah/madrasah memenuhi persyaratan substansi, konstruksi, dan bahasa, serta memiliki bukti validitas empirik.
7. Instrumen penilaian yang digunakan oleh pemerintah dalam bentuk UN memenuhi persyaratan substansi, konstruksi, bahasa, dan memiliki bukti validitas empirik serta menghasilkan skor yang dapat diperbandingkan antarsekolah, antardaerah, dan antartahun.

D. Mekanisme dan Prosedur Penilaian
1. Penilaian hasil belajar pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dilaksanakan oleh pendidik, satuan pendidikan, dan pemerintah.
2. Perancangan strategi penilaian oleh pendidik dilakukan pada saat penyusunan silabus yang penjabarannya merupakan bagian dari rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
3. Ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas dilakukan oleh pendidik di bawah koordinasi satuan pendidikan.
4. Penilaian hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak diujikan pada UN dan aspek kognitif dan/atau aspek psikomotorik untuk kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia dan kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian dilakukan oleh satuan pendidikan melalui ujian sekolah/madrasah untuk memperoleh pengakuan atas prestasi belajar dan merupakan salah satu persyaratan kelulusan dari satuan pendidikan.
5. Penilaian akhir hasil belajar oleh satuan pendidikan untuk mata pelajaran kelompok mata pelajaran estetika dan kelompok mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan ditentukan melalui rapat dewan pendidik berdasarkan hasil penilaian oleh pendidik.
6. Penilaian akhir hasil belajar peserta didik kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia dan kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian dilakukan oleh satuan pendidikan melalui rapat dewan pendidik berdasarkan hasil penilaian oleh pendidik dengan mempertimbangkan hasil ujian sekolah/madrasah.
7. Kegiatan ujian sekolah/madrasah dilakukan dengan langkah-langkah: (a) menyusun kisi-kisi ujian, (b) mengembangkan instrumen, (c) melaksanakan ujian, (d) mengolah dan menentukan kelulusan peserta didik dari ujian sekolah/madrasah, dan (e) melaporkan dan memanfaatkan hasil penilaian.
8. Penilaian akhlak mulia yang merupakan aspek afektif dari kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, sebagai perwujudan sikap dan perilaku beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, dilakukan oleh guru agama dengan memanfaatkan informasi dari pendidik mata pelajaran lain dan sumber lain yang relevan.
9. Penilaian kepribadian, yang merupakan perwujudan kesadaran dan tanggung jawab sebagai warga masyarakat dan warganegara yang baik sesuai dengan norma dan nilai-nilai luhur yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa, adalah bagian dari penilaian kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian oleh guru pendidikan kewarganegaraan dengan memanfaatkan informasi dari pendidik mata pelajaran lain dan sumber lain yang relevan.
1. 10.Penilaian mata pelajaran muatan lokal mengikuti penilaian kelompok mata pelajaran yang relevan.
10. Keikutsertaan dalam kegiatan pengembangan diri dibuktikan dengan surat keterangan yang ditandatangani oleh pembina kegiatan dan kepala sekolah/madrasah.
11. Hasil ulangan harian diinformasikan kepada peserta didik sebelum diadakan ulangan harian berikutnya. Peserta didik yang belum mencapai KKM harus mengikuti pembelajaran remedi.
12. Hasil penilaian oleh pendidik dan satuan pendidikan disampaikan dalam bentuk satu nilai pencapaian kompetensi mata pelajaran, disertai dengan deskripsi kemajuan belajar.
2. 14.Kegiatan penilaian oleh pemerintah dilakukan melalui UN dengan langkah-langkah yang diatur dalam Prosedur Operasi Standar (POS) UN.
3. 15. UN diselenggarakan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) bekerjasama dengan instansi terkait.
4. 16. Hasil UN disampaikan kepada satuan pendidikan untuk dijadikan salah satu syarat kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan dan salah satu pertimbangan dalam seleksi masuk ke jenjang pendidikan berikutnya.
5. 17. Hasil analisis data UN disampaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan untuk pemetaan mutu program dan/atau satuan pendidikan serta pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan.

E. Penilaian oleh Pendidik
Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan, bertujuan untuk memantau proses dan kemajuan belajar peserta didik serta untuk meningkatkan efektivitas kegiatan pembelajaran. Penilaian tersebut meliputi kegiatan sebagai berikut:
1. menginformasikan silabus mata pelajaran yang di dalamnya memuat rancangan dan kriteria penilaian pada awal semester.
2. mengembangkan indikator pencapaian KD dan memilih teknik penilaian yang sesuai pada saat menyusun silabus mata pelajaran.
3. mengembangkan instrumen dan pedoman penilaian sesuai dengan bentuk dan teknik penilaian yang dipilih.
4. melaksanakan tes, pengamatan, penugasan, dan/atau bentuk lain yang diperlukan.
5. mengolah hasil penilaian untuk mengetahui kemajuan hasil belajar dan kesulitan belajar peserta didik.
6. mengembalikan hasil pemeriksaan pekerjaan peserta didik disertai balikan/komentar yang mendidik.
7. memanfaatkan hasil penilaian untuk perbaikan pembelajaran.
8. melaporkan hasil penilaian mata pelajaran pada setiap akhir semester kepada pimpinan satuan pendidikan dalam bentuk satu nilai prestasi belajar peserta didik disertai deskripsi singkat sebagai cerminan kompetensi utuh.
9. melaporkan hasil penilaian akhlak kepada guru Pendidikan Agama dan hasil penilaian kepribadian kepada guru Pendidikan Kewarganegaraan sebagai informasi untuk menentukan nilai akhir semester akhlak dan kepribadian peserta didik dengan kategori sangat baik, baik, atau kurang baik.

F. Penilaian oleh Satuan Pendidikan
Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan dilakukan untuk menilai pencapaian kompetensi peserta didik pada semua mata pelajaran. Penilaian tersebut meliputi kegiatan sebagai berikut:
1. menentukan KKM setiap mata pelajaran dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, karakteristik mata pelajaran, dan kondisi satuan pendidikan melalui rapat dewan pendidik.
2. mengkoordinasikan ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas.
3. menentukan kriteria kenaikan kelas bagi satuan pendidikan yang menggunakan sistem paket melalui rapat dewan pendidik.
4. menentukan kriteria program pembelajaran bagi satuan pendidikan yang menggunakan sistem kredit semester melalui rapat dewan pendidik.
5. menentukan nilai akhir kelompok mata pelajaran estetika dan kelompok mata pelajaran pendidikan jasmani, olah raga dan kesehatan melalui rapat dewan pendidik dengan mempertimbangkan hasil penilaian oleh pendidik.
6. menentukan nilai akhir kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia dan kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian dilakukan melalui rapat dewan pendidik dengan mempertimbangkan hasil penilaian oleh pendidik dan nilai hasil ujian sekolah/madrasah.
7. menyelenggarakan ujian sekolah/madrasah dan menentukan kelulusan peserta didik dari ujian sekolah/madrasah sesuai dengan POS Ujian Sekolah/Madrasah bagi satuan pendidikan penyelenggara UN.
8. melaporkan hasil penilaian mata pelajaran untuk semua kelompok mata pelajaran pada setiap akhir semester kepada orang tua/wali peserta didik dalam bentuk buku laporan pendidikan.
9. melaporkan pencapaian hasil belajar tingkat satuan pendidikan kepada dinas pendidikan kabupaten/kota.
10. menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan melalui rapat dewan pendidik sesuai dengan kriteria:
a. menyelesaikan seluruh program pembelajaran.
b. memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia; kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian; kelompok mata pelajaran estetika; dan kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan.
c. lulus ujian sekolah/madrasah.
d. lulus UN.
11. menerbitkan Surat Keterangan Hasil Ujian Nasional (SKHUN) setiap peserta didik yang mengikuti Ujian Nasional bagi satuan pendidikan penyelenggara UN.
12. menerbitkan ijazah setiap peserta didik yang lulus dari satuan pendidikan bagi satuan pendidikan penyelenggara UN.




G. Penilaian oleh Pemerintah
1. Penilaian hasil belajar oleh pemerintah dilakukan dalam bentuk UN yang bertujuan untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi.
2. UN didukung oleh suatu sistem yang menjamin mutu dan kerahasiaan soal serta pelaksanaan yang aman, jujur, dan adil.
3. Dalam rangka penggunaan hasil UN untuk pemetaan mutu program dan/atau satuan pendidikan, Pemerintah menganalisis dan membuat peta daya serap berdasarkan hasil UN dan menyampaikan ke pihak yang berkepentingan.
4. Hasil UN menjadi salah satu pertimbangan dalam pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan.
5. Hasil UN digunakan sebagai salah satu pertimbangan dalam menentukan kelulusan peserta didik pada seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya.
6. Hasil UN digunakan sebagai salah satu penentu kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan yang kriteria kelulusannya ditetapkan setiap tahun oleh Menteri berdasarkan rekomendasi BSNP.
MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,

TTD.

BAMBANG SUDIBYO

Salinan sesuai dengan aslinya.
Biro Hukum dan Organisasi Departemen Pendidikan Nasional,
Kepala Bagian Penyusunan Rancangan Peraturan Perundang-undangan dan Bantuan Hukum I,


Muslikh, S.H.
NIP 131479478

tupoksi sie kurikulum

TUPOKSI SIE KURIKULUM
1. Menjalankan / Mengawasi Program Kalender pendidikan.
a. Mengevaluasi kalender pendidikan setiap hari / minggu / bulan / semester / tahun.
b. Menentukan hari libur.
c. Menetapkan jam pelajaran secara umum.
d. Menetapkan penggunaan pakaian siswa / guru.
e. Menetapkan pembagian tugas mengajar.
f. Menetapkan pembagian tugas Pembina Upacara.

2. Menyediakan alat dan bahan umum yang diperlukan saat pengajaran.
a. Penggunnaan Alat IT ( Komputer, Infocus, OHP, Handicam, dll )
b. Menetapkan penggunaan bahan ajar pokok dan penunjang ( Buku, LKS )
c. Menetapkan / melakukan persetujuan penggunaan bahan-bahan praktek (SBK,Penjaskes ).

3. Menjalankan / Mengawasi jalannya Program pengajaran.
a. Menetapkan / melakukan persetujuan kegiatan program pengajaran.
b. Menetapkan / melakukan persetujuan kegiatan pembuatan silabus.
c. Menetapkan / melakukan persetujuan kegiatan pembuatan RPP.
d. Menetapkan / melakukan persetujuan kegiatan perbaikan dan pengayaan.
e. Menetapkan / melakukan persetujuan kegiatan evaluasi.
f. Menetapkan / melakukan persetujuan kegiatan Bimbingan penyuluhan.
g. Menetapkan / melakukan persetujuan kegiatan diluar jam pengajaran pada saat jam pengajaran ( Studi banding/Piknik/renang, dll ).

Selamat Datang

Waktu berjalan dengan tanpa rem, demikian pula dengan pendidikan yang setiap hari banyak perubahan. Disini kawan-kawan mari kita berjabat tangan berjuang bersama untuk kemajuan pendidikan di negara ini, mari kita lakukan sherring saling memberi masukan baik tentang metode pengajaran, peraturan-peraturan mentri pendidikan atau administrasi yang menjadi beban bagi mereka yang belum terbiasa. Disinilah kita harus mulai melakukan perjuangan dengan diawali Bismillah